AUTO = Mode otomatis
Kamera akan mengukur cahaya,
menginterpretasikannya dan kemudian mengatur setting kamera. Ketika
kamera merasa kondisi lingkungan kurang terang, maka kamera akan
otomatis menyalakan lampu kilat untuk mengkompensasi kekurangan
tersebut.
Mode automatis praktis digunakan, tapi kita
tidak leluasa mengatur setting-setting kamera, maka itu kita tidak dapat
berkreasi secara optimal. Karena itulah mode ini hanya ditujukan oleh
pengguna yang awam terhadap fotografi. Di beberapa kamera canggih dan
profesional, mode ini tidak ada.
P = Program Mode
Seperti
mode otomatis, kamera akan menentukan setting aperture, shutter speed
secara otomatis. Bedanya dengan mode auto adalah, Anda bisa mengubah
nilai kombinasi bukaan dan shutter speed. Di mode ini, kamera tidak akan
menyalakan lampu kilat meskipun kondisi lingkungan cukup gelap. Kita
juga lebih leluasa memilih setting kamera lainnya, termasuk menentukan
nilai ISO.
A / Av = Aperture priority
Di mode ini, kita menentukan besarnya bukaan lensa, dan kamera menentukan shutter speed (kecepatan rana) yang sesuai.
Mode ini termasuk mode favorit saya, karena saya bisa menentukan ruang
tajam. Contoh, bila saya sedang memotret foto portrait manusia, dan saya
ingin latar belakangnya blur, maka saya akan mengunakan bukaan besar
seperti f/2.8 atau f/1.4. sedangkan kalau saya sedang memotret foto
kelompok atau pemandangan, dan saya ingin semua yang berada dalam foto
tajam/fokus, maka saya set bukaan kecil f/8 atau f/16.
Bukaan
lensa juga menentukan berapa banyak cahaya masuk. Jika saya berada
ditempat yang gelap dan memerlukan lebih banyak cahaya, saya akan
memperbesar bukaan supaya lebih banyak cahaya masuk.
Yang perlu
diperhatikan dalam mode ini adalah jika cahaya lingkungan gelap, kamera
terpaksa memilih shutter speed yang lambat. Hal ini dapat membuat foto
menjadi blur karena kamera bergoyang saat merekam gambar. Untuk itu,
solusinya memakai tripod, atau mengkompensasi dengan menaikkan ISO.
S /TV = Shutter priority
Di mode ini, kita menentukan nilai shutter speed, lalu kamera
menentukan bukaan lensa. Setting ini dipakai kalau kita ingin
mendapatkan efek freeze (beku) atau efek motion (gerak).
Kalau
kita set shutter speed cepat seperti 1/500 detik, maka hasilnya gerakan
orang atau benda yang sedang bergerak menjadi beku, sebaliknya kalau
kita set 1/15 detik atau lebih rendah lagi benda/orang yang bergerak,
maka kita akan menangkap motion blur. Teknik ini cocok untuk merekam
gerakan air di pantai, gerakan air terjun ataupun merekam cahaya mobil
yang lewat di malam hari. Seperti aperture, shutter speed juga
mempengaruhi banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
Masalah yang
sering timbul adalah kamera tidak menemukan setting bukaan yang pas.
Jika itu terjadi, foto akan gelap atau terlalu terang. Jika kamera
memberikan tanda-tanda seperti kedap-kedip, evaluasi lagi nilai shutter
speed dan ISO yang digunakan.
M = Manual Exposure
Di mode
ini, kita menentukan setting bukaan, shutter speed secara independen.
Kita juga bisa menentukan ISO jika Auto ISO tidak aktif.
Manual mode
biasa saya pakai kalau memang saya mau mendapatkan hasil foto dengan
efek tertentu, contohnya bila saya ingin hasil foto bernuansa gelap
(low-key fotografi) jadi hasil akhirnya agak misterius, dramatis. Saya
juga pakai manual fokus bila ingin bikin siluet dari sebuah objek.
Saya juga sering memakai mode manual ketika kondisi ruangan /
lingkungan berganti2 intensitas cahayanya sehingga membingungkan kamera.
Contoh seperti di konser, lampunya menyala dengan intesitas dan arah
yang berubah-ubah, kadang sangat terang, kadang sangat gelap.
Manual juga sering saya pakai kalau kondisi cahaya lingkungan tidak
berubah-ubah. Misalnya ketika pertandingan basket sekolah di dalam
ruangan. Lampu-lampunyanya konstan. Pada saat tersebut, saya tinggal set
aja bukaan, kecepatan dan ISO sebelum pertandingan dimulai. Hasil foto
akan konsisten pencahayaannya dan saya dapat memakai mode ini sepanjang
pertandingan. mudah bukan?
0 Comments