Sebuah kelas virtual (Virtual Class)
adalah sebuah tempat pembelajaran online. Tempat ini berbasis web-based
dan diakses melalui portal atau perangkat lunak dan terdapat fasilitas
file eksekusi untuk di download.
Sama seperti di kelas dunia nyata,
seorang siswa di sebuah kelas virtual dapat saling berinteraksi, yang
berarti bahwa guru dan siswa masuk ke tempat belajar virtual pada saat
yang sama.
Kelas virtual, seperti apa?
Kelas virtual mungkin masih asing di
telinga sebagian masyarakat. Namun seiring perkembangan teknologi dan
akses internet yang lebih mudah, belajar virtual atau secara online
semakin populer. Sebenarnya, seperti apa kelas virtual itu?
“Setelah mengakses internet dan
smartphone, misalnya guru serta siswa di satu sekolah masuk ke layanan
kelas room. Nanti ada white board digital. Guru itu bisa mengarahkan
krusor ke white board untuk memulai mengajar. Jadi realtime dan bisa
dilihat secara bersamaan oleh siswanya. Bisa juga ditambah layanan video
tatap muka
Banyak sekolah, perguruan tinggi dan
bisnis telah meluncurkan kelas virtual untuk menyediakan pendidikan
jarak jauh yang tersingkronisasi. Aplikasi kelas virtual perangkat lunak
sering menggunakan teknologi sinkron ganda, seperti web conferencing,
video conferencing, livestreaming, dan web-based VoIP untuk memberikan
kemudahan bagi siswa yang berlokasi jauh untuk berkolaborasi atau
terhubung secara real time. Untuk meningkatkan proses pendidikan,
aplikasi ini juga dapat memberikan fasilitas bagi para siswa berupa alat
komunikasi asynchronous, seperti papan pesan dan chatting
Porter (1997) menyarankan, kalau kita
akan menciptakan kelas virtual kita harus mempertimbangkan berbagai hal
supaya kelas virtual tersebut dapat menjadi wahana proses belajar yang
efektif
Kelas virtual tersebut dilengkapi dengan
sumber belajar yang pada saat diperlukan siswa telah tersedia dan mudah
diakses. Andaikan sumber belajar itu tidak dapat disediakan,
penyelenggara kelas virtual tersebut harus dapat menunjukkan dimana
sumber belajar itu dapat dicari. Kelas virtual itu harus dilengkapi
dengan peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk mencari dan
mengirimkan pesan kepada guru atau sesama siswa. Sebagai contoh, bila
siswa ingin mempelajari buku atau dokumen tertentu yang berkaitan dengan
palajaran yang sedang dipelajari, bahan belajar tersebut harus dapat
diakses secara on-line. Bila tidak tersedia, setidaknya alat yang
tersedia dapat digunakan untuk mencarinya di sumber data yang lain.
Kelas virtual seringkali juga menggunakan
alat komunikasi lain selain internet, seperti fax, telepon, konferensi
audio dan konferensi video.
Kelas virtual tersebut harus dapat
memberikan harapan kepada siswa untuk terjadinya proses belajar dan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Hal tersebut antara
lain dapat diwujudkan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas
dan spesifik., menyusun bahan belajar yang baik dan berkualitas tinggi,
dan memfasilitasi terjadinya komunikasi timbal balik antara siswa dan
guru.
Kelas tersebut harus dapat menyatukan
siswa dan guru supaya mereka bersikap terbuka untuk berbagi informasi
dan bertukar gagasan. Mungkin siswa dan guru dalam kelas virtual tidak
pernah berjumpa satu dengan lainnya, tetapi kalau mereka sering
berdialog jarak komunikasi dan jarak psikologisnya (jarak transaksinya)
menjadi kecil. Dalam situasi seperti ini kemungkinan terjadi kesalahan
dalam menafirkan isi pelajaran juga kecil.
Kelas virtual harus menyediakan ruang
untuk percobaan dan penerapan. Dalam sistem konvensional siswa sering
diberi kesempatan melakukan percobaan, menghadapi workshop, melakukan
demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas-tugas akademik, dan
melakukan penyajian untuk mengungkapkan gagasan.
Mungkin siswa dan guru dalam kelas
virtual tidak pernah berjumpa satu dengan lainnya, tetapi kalau mereka
sering berdialog jarak komunikasi dan jarak psikologisnya (jarak
transaksinya) menjadi kecil. Dalam situasi seperti ini kemungkinan
terjadi kesalahan dalam menafirkan isi pelajaran juga kecil.
Kelas virtual harus menyediakan ruang
untuk percobaan dan penerapan. Dalam sistem konvensional siswa sering
diberi kesempatan melakukan percobaan, menghadapi workshop, melakukan
demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas-tugas akademik, dan
melakukan penyajian untuk mengungkapkan gagasan
Kelas virtual juga perlu dirancang supaya
siswa dapat berbagi (share) hasil karya dan bertukar pengalaman dalam
menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Misalnya konferensi
jarak jauh atau desktop video conference dapat digunakan untuk ceramah
atau penyajian. Dapat juga dilakukan simulasi secara on-line mengenai
penerapan pengetahuan tentang prosedur melakukan sesuatu yang baru
dipelajari. Simulasi seperti ini harus dirancang untuk dapat memperoleh
umpan balik, sehingga dapat diketahui apakah penerapan pengetahuan yang
disimulasikan tersebut benar atau salah.
Kelas virtual juga harus dapat memberikan
penilaian terhadap kinerja siswa. Dalam sistem pembelajaran ini harus
dimasukkan evaluasi kemajuan belajar siswa yang dapat dikerjakan secara
on-line. Guru dapat memeriksa dan memberikan penilaian secara on-line
juga. Pekerjaan siswa dan nilainya hanya dapat dilihat oleh siswa dan
gurunya saja. Siswa lain tidak dapat mengetahui hasil tes tersebut.
Dengan perkataan lain kerahasiaan hasil tes itu terjaga dengan baik.
Kelas virtual ini juga dapat memberikan
tugas perorangan kepada setiap siswa melalui e-mail. Pekerjaan siswa
yang dikirimkan kepada guru melalui e-mail diperiksa oleh guru, diberi
komentar, dan diberi nilai. Komentar dan nilainya dikirimkan ke siswa
melalui e-mail.
Kelas virtual harus dapat menjadi wahana kebebasan akademik. Siswa
itu perlu memperoleh kebebasan dalam melakukan percobaan, dalam membuat
asumsi, dalam berinteraksi dengan siswa lain tanpa harus meras takut dan
cemas. Kelas yang efektif merupakan wahana bagi siswa untuk
mengekspresikan diri dengan cara yang tepat, wahana untuk menempuh
resiko sehingga dapt belajar lebih banyak, wahana berbagi gagasan, dan
wahana melontarkan pertanyaan tanpa rasa takut.
KELEMAHAN KELAS VIRTUAL
Kelas virtual diciptakan dengan bantuan
internet. Ungkapan yang mengetakan bahwa ”tidak ada media terbaik”
kiranya berlaku juga bagi media internet. Media ini baik kalau digunakan
untuk tujuan yang tepat dalam situasi yang tepat juga. Ada beberapa
kelemahan yang perlu dikemukakan dalam paper ini.
Penggunaan internet memerlukan infrastruktur yang memadai
Internet dapat dioperasikan kalau ada
jaringan listrik dan ada jaringan telepon. Tempat-tempat yang belum
mempunyai jaringan listrik dan telepon tidak dapat menggunakan internet.
Karena itu banyak tempat di indonesia yang belum dapat menggunakan
internet.
Menggunakan internet mahal
Untuk dapat menggunakan internet orang
harus mempunyai komputer yang dilengkapi dengan modem, tenaga listrik,
fasilitas telepon,dan terhubung dengan internet provider yang dapat
diperoleh melalui langganan. Harga komputer dan modemnya mahal tetapi
membeli sekali dapat dipakai dalam waktu yang lama.
Sedangkan biaya penggunaan saluran
telepon, tenanga listrik, dan langganan provider internet harus dibayar
setiap bulan. Biaya ini untuk banyak orang seringkali tidak terpenuhi.
Komunikasi melalui internet sering kali lamban
Arus komunikasi melalui internet sering
kali berjalan lamban. Lebih-lebih kalau informasi itu mengandung gambar,
chart, bagan, gambar bergerak, suara dan sebagainya. Lambatnya arus
informasi ini dapat menyebabkan proses belajar menjadi membosankan.
Sumber: Pustekom.go.id