Sudah layakkah memiliki Wireless Flash Trigger

Anda ingin membeli wireless flash trigger tapi bingung karena banyak sekali pilihan? Don’t worry, karena tulisan ini akan menjadi guide bagi anda sebelum memutuskan untuk membeli wireless flash trigger. Inilah beberapa hal yang perlu diketahui sebelum membeli wireless flash trigger:
1. Punya Flash Eksternal
Pasti dong..!! Tidak mungkin membeli wireless flash trigger tanpa punya flash eksternal. :-) Pilihlah flash yang bagus. Yang sering dilihat pertama kali ketika membeli flash adalah Guide Number (GN). Guide Number berbanding lurus dengan flash power. Apakah anda butuh flash dengan GN yang besar? Semuanya tergantung kebiasaan memotret. Sebagai batasan, pilihlah flash dengan GN diatas 30 karena sudah cukup memadai untuk motret outdoor.
Yang kedua adalah fitur yang komplit. Fitur-fiturnya misalnya, TTL, Manual Mode, Wireless Slave TTL/Manual, Optical Slave, Commander, Stroboscopic Flash, High Speed Synchronization (HSS), Bounce, Swivel, dll. Semakin banyak fiturnya maka harganya juga semakin mahal tetapi anda semakin diuntungkan karena bisa mencoba berbagai macam fitur tersebut dan efek-efeknya.
Yang ketiga adalah merk dan harga. Flash dengan merk ternama seperti Canon, Nikon dan Sony sudah pasti harganya lebih mahal. Banyak juga merk third-party yang menawarkan fitur yang komplit dengan harga yang lebih murah, seperti YongNuo, Nissin, Metz, Sunpak, dll.
Nah, kombinasikan aspek GN, fitur, merk, dan harga maka anda akan mendapatkan flash sesuai dengan yang diinginkan. Ada satu aspek lain yaitu reliabilitas, tapi ini diketahui berdasarkan pengalaman orang lain. Carilah info sebanyak-banyaknya tentang ketahanan dan keandalannya.
2. Manfaatkan fitur Wireless Lighting System dari Kamera
Apakah kamera anda mempunyai fitur wireless flash? Jika IYA, manfaatkan fitur itu terlebih dahulu sebelum membeli wireless flash trigger. Coba fitur tersebut dan eksplorasi sampai anda tahu apa kelebihan dan kekurangannya. Jika anda tidak puas dengan performanya, barulah memutuskan apakah perlu untuk membeli wireless flash trigger.
3. Optical Slave
Apa itu optical slave? Jangan bingung, mari kita hajar satu-satu. :-)
Fitur optical slave sering juga disebut mata kucing. Cara bekerjanya adalah, flash eksternal yang mempunyai fitur optical slave akan menyala jika ada flash lain yang menyala disekitarnya. Jika flash tidak punya fitur optical slave, anda bisa membeli sebuah alat tambahan (optical slave) dan mencoloknya di socket flash eksternal.
Optical Slave
Fitur optical slave umumnya terdiri atas 2 jenis, yang pertama adalah S1. Optical slave S1 berfungsi ketika melakukan pre-flash. Apa itu pre-flash? Pre-flash adalah suatu fitur ketika mengaktifkan flash internal, maka ada semacam cahaya kecil yang dipancarkan oleh flash internal yang berguna untuk mengukur exposure (TTL function). Optical slave S1 bekerja ketika pre-flash menyala, dengan kata lain flash eksternal akan terpicu untuk menyala ketika muncul pre-flash. Fungsi TTL berfungsi di Optical Slave S1.
Yang kedua adalah S2. Optical Slave S2 bekerja dengan mengabaikan pre-flash. Jadi, ketika flash menyala secara full barulah flash eksternal terpicu untuk menyala. Optical slave S2 mengabaikan fungsi TTL dan bekerja secara manual.
Optical slave mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain relatif lebih murah bahkan tidak perlu keluar biaya jika flash eksternal kita sudah ada fitur itu, dan bisa menggabungkan banyak flash. Kelemahannya antara lain range yang terbatas, biasanya sekitar 9 meter, harus berada dalam jarak pandang kamera, kompatibilitas, bisa dipicu oleh kamera lain, dan hanya menggunakan mode Manual dan tidak bisa E-TTL/i-TTL.
Ini adalah salah satu cara termudah dan termurah untuk menggunakan flash secara off-shoe. Mudah, murah, tapi terbatas.
4. IR atau RF
Jika anda tidak puas dengan wireless system kamera dan juga optical slave, inilah saatnya membeli alat tambahan yang bernama wireless flash trigger. Apa pilihannya? Yang pertama lihat caranya memancarkan sinyal/gelombang, apakah menggunakan infra-red atau frekuensi radio. Wireless trigger dengan sinyal infra-red biasanya lebih murah, jangkauannya terbatas, kurang berfungsi ketika ada penghalang, dan mudah diinterferensi oleh sinar matahari. Sementara yang menggunakan frekuensi radio biasanya lebih mahal, reliabilitasnya bisa diandalkan, jangkauannya lebih jauh, tidak ada interferensi sinar matahari, dan bisa berfungsi meskipun ada penghalang.
5. Wireless Slave TTL
Fitur TTL (through-the-lens) adalah kemampuan kamera dalam mengukur eksposur yang tepat (melalui lensa) agar dapat mengontrol kekuatan dan instensitas cahaya yang akan dikeluarkan oleh flash.
Fitur Flash
Nah, apakah kita ingin wireless slave bisa mengaktifkan fitur ini atau hanya fitur Manual dimana semua pengaturan (flash power, jarak, dll) dilakukan secara manual. Ada wireless flash trigger yang mensupport wireless slave TTL dan ada juga yang hanya Manual (tanpa TTL). Bagi anda yang masih pemula, fitur ini cukup membantu dalam menentukan exposure flash yang tepat. Tetapi jika anda ingin lebih kreatif lagi dengan efek pencahayaan maka gunakan mode Manual.
6. High Speed Synchronization (HSS)
Semua kamera punya pengaturan Speed Synchronization, atau dengan bahasa sederhananya, batasan maksimal shutter speed kamera jika menggunakan flash (eksternal atau built-in). Sering ditulis X-Sync. Batasan X-sync setiap kamera bervariasi, ada yang 1/160sec, 1/200sec, 1/250sec, bahkan ada yang mencapai 1/500sec (contohnya Nikon D70).
Bagaimana jika kita memotret dengan menggunakan flash tapi ingin melampaui X-Sync kamera? Gunakan fitur HSS yang ada di flash. Tapi fitur HSS/FP di flash eksternal menjadi tidak berguna jika kita men-trigger-nya menggunakan wireless flash trigger yang tidak mensupport fitur HSS/FP, karena X-sync akan mengikuti X-sync dari wireless flash trigger. Jika X-sync dari wireless trigger hanya 1/250 detik maka otomatis anda hanya bisa memotret dengan maksimal 1/250 detik juga. Lebih dari itu maka akan muncul pita/lingkaran hitam di pinggir foto, yang akan makin besar menutupi foto jika shutter speed makin melebihi X-Sync. Lihat munculnya pita hitam pada foto di bawah ini.
Kompilasi x-sync
Jika fitur ini penting bagi anda, carilah wireless flash trigger yang juga mensupport HSS/FP. Memang lebih mahal tapi setidaknya itu berguna bagi anda yang ingin memotret tanpa dibatasi X-Sync.
7. Jarak Efektif
Kekuatan wireless flash trigger juga bisa dilihat dari seberapa jauh jarak efektifnya agar bisa men-trigger flash. Jika anda sering memotret indoor, indikator jarak menjadi kurang penting karena wireless trigger dengan jarak efektif 10-20 meter sudah cukup untuk pemotretan indoor.
Jika anda sering memotret outdoor maka jarak efektif wireless trigger jadi penting apalagi jika menggunakan lensa tele. Berapa jarak efektif wireless trigger yang anda inginkan? Apakah 30-50 meter cukup? Produk seperti YongNuo ST-E2, Canon ST-E2/ST-E3RT, dan Phottix Aster jarak efektifnya sekitar 30-50 meter. Atau anda ingin jaraknya mencapai 100-150 meter? Produk seperti Phottix Strato II Multi/Phottix Odin, Pixel King/Pixel Soldier, Cactus V5, atau YN RF-602/603 masuk dalam range jarak ini. Atau anda ingin sesuatu yang lebih, maunya sampai 300-500 meter? J PocketWizard PlusIII, RadioPopper JrX, atau Pixel Opas bisa efektif di jarak ini.
8. Group/Channel
Fitur Group Flash berguna ketika anda mempunyai banyak flash dan ingin mengatur masing-masing flash secara berbeda. Cara termudah adalah gunakan fasilitas Group Flash yang biasanya ada di wireless flash trigger. Dengan fitur ini, anda bisa men-setting masing-masing flash dengan group yang berbeda, Flash A di group A (ID slave A), flash B di group B (ID slave B), dan seterusnya, lalu menentukan settingan berbeda untuk masing-masing goup.

Berapa group yang anda inginkan? Tergantung. Apakah 2 group sudah cukup, atau anda butuh 4 group, atau mungkin anda mau sampai 16 group? WOW.. :-) Umumnya, wireless flash trigger dengan fitur 4 group flash sudah lebih dari cukup.
Sementara fitur Channel berguna untuk mencegah interferensi dari lingkungan sekitar. Misalnya di sekitar kita ada juga yang menggunakan wireless trigger, kita bisa men-setting channel yang berbeda agar tidak terjadi interferensi. Wireless flash trigger yang bekerja pada frekuensi tertentu (433MHz/2.4GHz) mempunyai beberapa channel. Biasanya 4 channel sudah mencukupi.
9. Wireless/Wired Remote Shutter Release
Terkadang kalau kita dapat project motret, terlalu banyak barang yang dibawa jadinya ribet dan berat. Maunya ringkas dan kalau bisa satu alat bisa berfungsi ganda.
Nah, ada wireless flash trigger yang mempunyai fungsi tambahan sebagai remote shutter release (wired/wireless). Dengan fitur ini kita tidak perlu lagi membawa shutter release terpisah karena cukup menggunakan fitur tambahan ini. Anda perlu fitur ini? Produk seperti Canon ST-E3 RT, Phottix Strato, Pixel Opas/Rook/Soldier, YongNuo RF-602/603, atau PocketWizard FlexTT5/PlusIII punya fitur tambahan ini.
10. TTL Pass-Through
TTL Pass-Through adalah suatu fitur dimana kita bisa menggunakan hot-shoe (yang ada diatas kepala transmitter) secara TTL. Pada wireless flash trigger yang mempunyai fitur ini, ada tambahan hot-shoe flash di atas transmitter. Kita bisa mencolok flash diatasnya sementara tetap masih bisa menggunakan fungsi TTL pada flash tersebut. Ada juga wireless flash trigger yang mempunyai hot-shoe tetapi fungsi TTL-nya tidak berfungsi dan hanya bisa manual, dan ada juga yang hanya sekedar kosmetik saja alias tidak berfungsi sama sekali.


Apa gunanya? Fleksibilitas dan kreativitas. Kita bisa menggunakan fungsi flash layaknya jika dipasang secara on-shoe, seperti fill-in, bounce, atau AF-assist beam. Kita bisa juga memasangkan wireless trigger lainnya di atas hot-shoe tersebut. Bisa juga menggunakan TTL off-camera shoe cord. Atau bisa mengkombinasikannya dengan wireless lighting system kamera, misalnya di Nikon bisa digabungkan dengan CLS Nikon dengan memasang flash SB-900/SU-800 (commander) dan bisa melakukan pengaturan flash tambahan. Cukup menguntungkan.
11. Kelengkapan
Sebelum membeli wireless flash trigger, periksa kelengkapan peripheral yang diberikan. Misalnya kabel-kabel seperti PC-Sync cable, PC-Sync connector, adapter konektor (biasanya adapter 3.5mm to 6.3mm) agar bisa dipasangkan di peralatan studio, USB cable, dan lain-lain. Mungkin pada awalnya semua kelengkapan itu kurang diperlukan, tetapi ketika kita ingin mengembangkan kemampuan dengan menggunakannya secara kreatif (menggunakan studio, terminal, dll) semua kelengkapan tambahan itu sangat membantu.
12. Update Firmaware dan Kompatibilitas
Terakhir, sebelum anda membeli wireless flash trigger, periksa dahulu kompatibilitasnya dengan kamera dan flash yang anda punya. Tidak semua flash trigger kompatibel dengan merk kamera dan flash tertentu. Misalnya anda memiliki flash YN 460 dan ingin membeli sebuah flash trigger, cek dahulu apakah flash trigger tersebut kompatibel dengan YN 460. Contoh lain misalnya, Canon ST-E3 RT yang tidak kompatibel dengan Canon 580EX II karena perbedaan optical transmission (radio vs optical). Ini penting supaya flash trigger yang anda beli tidak sia-sia.
Selain itu, produsen wireless flash trigger terkadang menyarankan melakukan update firmware agar kemampuan wireless flash trigger dapat bertambah. Kunjungi situs produsen flash trigger dan download serta install firmware terbaru. Misalnya saja, Pixel King yang dapat mensupport TTL pass-through jika melakukan update firmware, atau Phottix yang menyarankan pemilik Phottix Odin melakukan update firmware agar fitur HSS dapat bekerja di banyak kamera.
Ini hanyalah panduan bagi kita sebelum membeli wireless flash trigger. Yang perlu diingat adalah wireless flash trigger hanyalah alat (tool) bagi kita dalam berkarya. Terlebih dari semua itu, kreativitas adalah kunci utama untuk menghasilkan foto-foto yang bagus, bahkan dalam keterbatasan alat yang dimiliki. Terus berkarya dan keep jepret.
Sebagai penutup, di bawah ini ada beberapa produk wireless flash trigger dengan bermacam-macam fiturnya. Tidak semua tercantum disini tetapi setidaknya bisa menjadi panduan dalam memilih produk yang kita inginkan.
Daftar Beberapa Wireless Flash Trigger/Speedlite Transmitter dan Fitur-fiturnya
sumber : http://www.fototara.com
Comments
0 Comments

0 komentar: